Mardani: Jokowi Harus Jelaskan Siapa Politikus Sontoloyo

Mardani: Jokowi Harus Jelaskan Siapa Politikus Sontoloyo

Jakarta, RanahRiau.com- Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melontarkan sebutan politikus sontoloyo. Ia mengatakan, Presiden Jokowi seharusnya menjelaskan apa dan siapa yang dimaksud tanpa harus menyebut istilah sontoloyo.

"Jelaskan saja apa dan siapa yang dimaksud politikus sontoloyo," ujar Mardani yang juga Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga kepada media, Kamis (25/10).

Menurut dia, Presiden Jokowi juga jangan terbawa perasaan (baper). Apalagi, lanjut dia, presiden merupakan jabatan publik yang dipilih publik dan menggunakan dana publik. Sehingga, wajar apabila kebijakan selalu disorot publik termasuk politikus. Mardani menjelaskan, dalam demokrasi adanya kritik dan masukan merupakan hal wajar.

"Jadi Presiden jangan baper. Biasa, selalu ada dinamika. Kritik dan masukan adalah keniscayaan dalam demokrasi. Karena Presiden adalah jabatan publik, dipilih oleh publik, dan menggunakan dana publik," kata dia.

Presiden Jokowi jengkel atas derasnya kritik terhadap wacana menggulirkan dana kelurahan. Jokowi pun sampai menyindir para pengkritik itu dengan sebutan politikus sontoloyo.

"Itulah kepandaian para politikus, mempengaruhi masyarakat, hati-hati saya titip ini, hati-hati. Hati-hati banyak politikus yang baik-baik tapi juga banyak politikus yang sontoloyo," kata Jokowi saat membagikan sertifikat hak atas tanah di lapangan bola Ahmad Yani, Kebayoran Lama Selatan, Jakarta Selatan, Selasa (23/10).

Sehari kemudian pada Rabu (24/10) dalam sebuah acara di ICE, BSD, Tangerang, Jokowi kembali menyorot politikus sontoloyo. Jokowi menyatakan, politikus sontoloyo menggunakan berbagai cara untuk menarik simpati rakyat, tapi dengan cara yang tidak beradab dan tidak memiliki tata krama. Cara berpolitik yang memecah belah masyarakat, menyebabkan kebencian, mengadu domba dengan cara tak beradab itulah yang ia sebut dengan politik sontoloyo. "Kalau masih pakai cara-cara lama seperti itu, masih memakai politik kebencian, politik sara, politik adu domba, politik pecah belah itu namanya politik sontoloyo," kata Jokowi di ICE, Tangerang, Rabu (24/10).

Ia menilai, tak sedikit politikus yang masih menyerang dengan cara-cara yang tak sehat, terlebih menjelang Pilpres 2019 untuk menarik simpati masyarakat. Menurut Presiden, saat ini bukan zamannya lagi berkampanye dengan politik adu domba, politik pecah belah, maupun politik kebencian. "Sekarang zamannya politik adu program, kontestasi program, konstetasi adu gagasan adu ide, adu prestasi, adu rekam jejak," ujar Jokowi.

 

Sumber : Repubika

 

Editor : Abdul
Komentar Via Facebook :